Minyak Bumi Mengandung Persentase Massa Unsur Terbanyak – Proses pengolahan fosil hewan menjadi minyak melewati beberapa tahapan yang cukup panjang. Pada awalnya para ahli melakukan eksplorasi yaitu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh informasi kondisi geologi untuk mencari dan memperoleh perkiraan cadangan minyak. Umumnya mereka membuat peta topografi dengan foto udara. Setelah daerah yang akan diselidiki ditentukan, ahli geografi (ahli geologi) mencari sampel batuan atau lapisan batuan yang naik dari permukaan batuan atau tebing untuk diperiksa di laboratorium.
Selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan melakukan penyelidikan geofisika. Caranya dengan menciptakan gempa bumi kecil atau getaran bawah tanah (aktivitas seismik). Gelombang getaran dari ledakan tersebut turun dan memantul kembali ke permukaan bumi. Dengan cara ini, tempat minyak dapat diperkirakan secara ilmiah. Daerah subsoil yang tidak berpori dikenal sebagai antiklinal atau cekungan. Daerah cekungan terdiri dari beberapa lapisan, lapisan paling bawah adalah air, lapisan di atasnya berisi minyak, sedangkan di atas minyak terdapat rongga yang berisi gas alam. Jika kolam mengandung minyak dalam jumlah banyak, pengambilan dilakukan dengan cara dibor. Eksploitasi adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan minyak bumi. Kegiatan tersebut terdiri dari pengeboran dan penyelesaian sumur, pembangunan fasilitas transportasi, penyimpanan dan pengolahan untuk pemisahan dan pemurnian minyak. Pengeboran sumur minyak menghasilkan minyak mentah yang harus diolah kembali, selain minyak mentah juga terdapat air dan kotoran lainnya. Zat selain minyak mentah dipisahkan terlebih dahulu sebelum diproses lebih lanjut. Kandungan utama minyak mentah dari hasil pengeboran merupakan campuran berbagai senyawa hidrokarbon. Senyawa lain, seperti belerang, nitrogen, dan oksigen hanya ada dalam jumlah kecil. Tabel berikut menunjukkan persentase komposisi senyawa yang terkandung dalam minyak mentah.
Minyak Bumi Mengandung Persentase Massa Unsur Terbanyak
Campuran hidrokarbon dalam minyak mentah terdiri dari berbagai senyawa hidrokarbon, misalnya alkana, aromatik, naftalena, alkena, dan alkin. Senyawa ini memiliki panjang rantai dan titik didih yang berbeda. Semakin panjang rantai karbonnya, semakin tinggi titik didihnya. Agar dapat digunakan untuk berbagai keperluan, komponen minyak mentah harus dipisahkan berdasarkan titik didihnya. Metode yang digunakan adalah distilasi bertingkat. Menurut Anda, apakah ada metode pemisahan selain distilasi? Gambar berikut menunjukkan fraksi yang diproses menggunakan metode distilasi bertingkat.
Makalah Minyak Bumi
Tahapan lengkap pengolahan minyak mentah Minyak mentah (crude oil) yang diperoleh dari hasil pengeboran minyak tidak dapat langsung digunakan atau dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Hal ini dikarenakan minyak bumi masih merupakan campuran dari berbagai senyawa hidrokarbon, terutama komponen utama hidrokarbon alifatik dari rantai C sederhana/pendek sampai rantai C banyak/panjang, dan senyawa non hidrokarbon. , kemudian minyak mentah ditambahkan asam dan basa.
Minyak mentah yang berwujud cair pada suhu dan tekanan atmosfer normal, memiliki titik didih senyawa hidrokarbon yang berkisar dari suhu yang sangat rendah hingga suhu yang sangat tinggi. Dalam hal ini, titik didih hidrokarbon (alkana) meningkat dengan bertambahnya jumlah atom C dalam molekul.
Dengan mempertimbangkan perbedaan titik didih komponen-komponen minyak bumi, maka minyak bumi dipisahkan menjadi beberapa fraksi melalui proses distilasi bertingkat. Distilasi bertingkat adalah proses distilasi (pemurnian) dengan menggunakan tahapan/fraksi pendinginan sesuai lintasan titik didih campuran yang diinginkan, sehingga terjadi proses kondensasi dalam beberapa tahapan/fraksi terlebih dahulu. Cara ini disebut fraksinasi.
Minyak mentah tidak dapat dipisahkan menjadi komponen murni (senyawa tunggal). Hal ini tidak mungkin karena tidak praktis, mengingat minyak bumi banyak mengandung senyawa hidrokarbon dan senyawa non hidrokarbon. Dalam hal ini, senyawa hidrokarbon memiliki isomerisomer dengan titik didih yang dekat. Oleh karena itu, pemisahan minyak mentah dilakukan melalui proses distilasi bertingkat. Fraksi yang diperoleh dari distilat minyak bumi merupakan campuran hidrokarbon yang mendidih pada lintasan suhu tertentu.
Soal Hidrokarbon Pdf
Pengolahan tahap pertama dilakukan melalui proses distilasi bertingkat yaitu pemisahan minyak bumi menjadi fraksi-fraksinya berdasarkan titik didih masing-masing fraksi.
Komponen dengan titik didih lebih tinggi akan tetap cair dan jatuh ke bawah, sedangkan komponen dengan titik didih lebih rendah akan menguap dan naik ke atas melalui tutup yang disebut menara gelembung. Semakin tinggi Anda pergi, semakin rendah suhu di menara fraksinasi. Hal ini menyebabkan komponen dengan titik didih lebih tinggi memadat dan terpisah, sedangkan komponen dengan titik didih lebih rendah naik ke atas lagi. Begitu seterusnya, sehingga komponen yang mencapai puncak menara adalah komponen yang berbentuk gas pada suhu ruangan.
Gas dihasilkan dalam reaksi ini, yang merupakan reaksi paling ringan. Minyak mentah dengan titik didih di bawah 30°C berarti berupa gas pada suhu kamar. Gas dalam kolom adalah gas yang sebelumnya dilarutkan dalam minyak mentah, sedangkan gas yang tidak larut dipisahkan selama pengeboran.
Gas yang dihasilkan pada tahap ini adalah LNG (liquefied natural gas) yang mengandung komponen utama propana (C3H8) dan butana (C4H10), serta LPG (liquefied petroleum gas) yang mengandung metana (CH4) dan etana (C2H6).
Makalah Revisi Kelas 5b Fix
Fraksi ini mengandung petroleum eter. Minyak mentah dengan titik didih lebih rendah 90°C, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin pada suhu 30°C – 90°C. Pada jalur ini, petroleum eter (bensin ringan) akan larut dan keluar ke reservoir petroleum eter. Petroleum eter adalah campuran alkana dengan rantai C5H12 – C6H14.
Fraksi ini menghasilkan bensin. Minyak mentah dengan titik didih lebih rendah dari 175°C, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin pada suhu 90°C – 175°C. Pada jalur ini, bensin akan mencair dan keluar di penampung gas. Bensin adalah campuran alkana dengan rantai C6H14–C9H20.
Fraksi ini menghasilkan nafta. Minyak mentah dengan titik didih kurang dari 200°C, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin pada suhu 175°C – 200°C. Pada jalur ini, nafta (bensin berat) akan mencair dan keluar menuju reservoir nafta. Nafta adalah campuran alkana dengan rantai C9H20–C12H26.
Fraksi ini menghasilkan minyak bumi (minyak tanah). Minyak mentah dengan titik didih lebih rendah dari 275°C, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin pada suhu 175°C – 275°C. Pada jalur ini minyak bumi (minyak tanah) akan larut dan keluar di reservoir minyak bumi. Minyak tanah (kerosin) merupakan campuran alkana dengan rantai C12H26–C15H32.
Kimia Kelas 11
Fraksi ini menghasilkan minyak gas (solar). Minyak mentah dengan titik didih lebih rendah dari 375 °C, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin pada suhu 250 °C – 375 °C. Pada jalur ini, minyak gas (solar) akan Larutkan dan keluar ke reservoir minyak gas (solar). Minyak solar adalah campuran alkana dengan rantai C15H32–C16H34.
Residu terbentuk dalam fraksi ini. Minyak mentah dipanaskan pada suhu yang tinggi yaitu diatas 375oC, sehingga akan terjadi penguapan.
Pada rute ini terbentuk residu non-volatile dan non-volatile. Residu yang tidak mudah menguap berasal dari minyak yang tidak mudah menguap, seperti aspal dan kokas minyak bumi. Residu yang menguap berasal dari minyak hasil evaporasi yang masuk ke kolom pendingin pada suhu 375 °C. Minyak pelumas (C16H34-C20H42) digunakan untuk melumasi mesin, parafin (C21H44-C24H50) digunakan untuk membuat lilin, dan aspal (kisaran C lebih besar dari C36H74) digunakan untuk bahan bakar dan pelapis jalan raya.
Pengolahan tahap kedua merupakan pengolahan lanjutan dari hasil unit pengolahan tahap pertama. Pada tahap ini, pengolahan ditujukan untuk mendapatkan dan memproduksi berbagai jenis bahan bakar minyak (BBM) dan non bahan bakar minyak (non BBM) dalam jumlah besar dan kualitas yang lebih baik, sesuai dengan permintaan konsumen atau pasar.
Rakyat Merdeka 29 Maret 2022
Pada pengolahan tahap kedua, terjadi perubahan struktur kimia yang dapat berupa pemecahan molekul (proses cracking), penggabungan molekul (proses polimerisasi, alkilasi), atau perubahan struktur molekul (proses reforming).
Pada proses ini, molekul hidrokarbon yang besar dipecah menjadi molekul hidrokarbon yang lebih kecil sehingga memiliki titik didih yang lebih rendah dan lebih stabil.
• perengkahan katalitik; Yakni, proses perengkahan menggunakan panas dan katalis untuk mengubah destilat yang memiliki titik didih tinggi menjadi bensin dan minyak tanah. Proses ini juga akan menghasilkan butana dan gas lainnya.
• Perengkahan dengan hidrogen (hydro-cracking); Yaitu proses perengkahan yang merupakan gabungan antara perengkahan termal dan katalitik dengan cara “menginjeksi” hidrogen ke dalam molekul fraksi hidrokarbon tak jenuh.
Tugas Kimia 100soal
Dengan cara ini, LPG, naphtha, minyak tanah, avtur dan solar dapat diproduksi dari minyak bumi. Jumlah yang diperoleh akan lebih banyak dan kualitasnya lebih baik dibandingkan dengan thermal cracking atau catalytic cracking saja.
Alkilasi adalah proses kimia menggabungkan dua jenis hidrokarbon isoparf menjadi alkilat yang memiliki nilai oktan tinggi. Alkilat ini dapat digunakan sebagai bensin atau avgas.
Polimerisasi adalah penggabungan dua atau lebih molekul untuk membentuk molekul tunggal yang disebut polimer. Tujuan dari polimerisasi ini adalah untuk menggabungkan gas molekul hidrokarbon (etilena, propena) dalam senyawa nafta ringan.
Reformasi adalah proses yang melibatkan perengkahan termal ringan nafta untuk mendapatkan produk yang lebih mudah menguap seperti olefin dengan angka oktan lebih tinggi. Selain itu, dapat juga dilakukan konversi katalitik komponen nafta untuk menghasilkan aromatik dengan angka oktan lebih tinggi.
Modul Ajar Kimia Kelas Xi Mipa
Dalam proses ini, susunan dasar atom dalam molekul diubah tanpa menambah atau menghilangkan bagian aslinya. Hidrokarbon lurus diubah menjadi hidrokarbon garis bercabang yang memiliki angka oktan lebih tinggi. Dengan proses ini, n-butana dapat diubah menjadi isobutana yang dapat digunakan sebagai bahan baku dalam proses alkilasi.
Melalui proses ini, pemisahan dilakukan atas dasar perbedaan kelarutan fraksi minyak dalam pelarut seperti SO2, furfural, dan sebagainya. Dengan proses ini maka volume produk yang diperoleh akan lebih banyak dan kualitasnya lebih baik jika dibandingkan dengan proses penyulingan saja.
Dalam proses ini, fraksi-fraksi dipisahkan berdasarkan perbedaan titik lelehnya masing-masing. Dari bahan bakar solar yang banyak mengandung parafin, melalui proses pendinginan, pengepresan dan penyaringan dapat dihasilkan wax dan minyak filter. Di hampir setiap proses pengolahan, dapat diperoleh produk lain sebagai produk sampingan. Produk-produk ini dapat digunakan sebagai bahan