Wilayah Angka 1 Dan 5 Seperti Gambar Teori Konsentris Difungsikan Untuk – Manusia sebagai makhluk sosial tentunya membutuhkan interaksi antara manusia dengan lingkungan tempat ia berada. Interaksi antara manusia dan lingkungannya menciptakan berbagai macam pola penggunaan lahan. Keanekaragaman ini disebabkan oleh kondisi lahan yang berbeda, sehingga manusia juga harus memperlakukan lahan dengan cara yang berbeda pula.
Untuk merumuskan penggunaan lahan, penggunaan lahan harus terlebih dahulu fokus pada berbagai aspek seperti sosial, ekonomi, budaya, adat, hukum hingga kelembagaan, yang akan berguna dalam mengembangkan rencana tata ruang wilayah di masa depan. Jika ingin menyusun tata ruang untuk perkotaan memang lebih rumit jika dibandingkan dengan desa. Dengan demikian muncul berbagai teori tentang struktur ruang kota seperti multiple core theory, teori konsentrasi, teori sektoral dll. Pada pembahasan kali ini akan dibahas secara mendalam mengenai salah satu teori penataan ruang yang banyak diterapkan di berbagai kota di dunia yaitu teori sentralisasi.
Wilayah Angka 1 Dan 5 Seperti Gambar Teori Konsentris Difungsikan Untuk
Ernest W., seorang sosiolog dari Amerika Serikat yang melakukan penelitian di kota Chicago pada tahun 1920. Burgess adalah orang pertama yang mengemukakan teori sentralisasi ini. Burgess berpendapat bahwa kota Chicago mengalami pertumbuhan dan perluasan pada masa itu. Seiring berjalannya waktu banyak daerah dan pertumbuhan penduduk. Perkembangan ini terus merambah ke pinggiran kota juga. Ia menjelaskan, pemekaran wilayah di kota Chicago seperti gelang melingkar.
Latihan Soal & Pembahasan Pas Kelas 9 Semester Ganjil 2022
Teori sentralisasi dapat terjadi di banyak kota lain seperti London, Chicago, Kalkuta, dan Adelaide. Kota-kota ini memiliki lingkungan yang sangat mudah untuk membangun jalur transportasi. Sedangkan di Indonesia sendiri sangat sulit membangun kota dengan menerapkan teori konsentris, mengingat kontur alam di Indonesia tidak merata, dengan banyak gunung, lembah dan sungai, serta sebagian wilayah dipisahkan oleh lautan. Seperti yang kita ketahui, kota merupakan objek yang telah mengalami proses keterkaitan antara manusia dengan manusia, dan antara manusia dengan lingkungannya, dengan kehidupan yang kompleks.
Dalam teori konsentris, ciri sentralnya adalah kecenderungan untuk meluas, terutama pada area yang berada di dalam, untuk memasuki area berikutnya (di luar). Dalam prosesnya mengikuti urutan yang dikenal sebagai urutan invasi. Kecepatan perkembangan suatu kota tergantung pada laju pertumbuhan ekonomi dan penduduk. Namun, jika populasi berkurang, area terluar tetap sama, tetapi di zona transisi menyusut menuju area pusat bisnis. Kontraksi di kawasan pusat bisnis menciptakan kawasan kumuh perumahan dan komersial. Dalam teori konsentrasi, khususnya dalam istilah ekonomi, semakin dekat dengan pusat kota maka harga tanah semakin mahal.
Berdasarkan model konsentris yang dikemukakan oleh Burgess, kota-kota dibagi menjadi 5 zona melingkar dan berlapis, yaitu:
Untuk zona 1 atau kawasan pusat kegiatan merupakan zona pusat kehidupan untuk segala aspek seperti sosial, ekonomi, politik dan budaya. Tak heran jika zona ini banyak terdapat bangunan-bangunan utama kegiatan ekonomi, sosial, politik dan budaya. Pantas saja Burgess menyebut zona ini sebagai “zona hegemonik”.
Tutorial Menghitung Luas Wilayah Menggunakan Metode Trapezoid
Untuk menggambarkan teori sentralis, Burgess selalu menggunakan istilah-istilah ekologis seperti dominasi, invasi, dan suksesi. Ini sekali lagi dijelaskan secara rinci oleh Mackenzie’s Ecology. Menurut invasi dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu:
Proses ini melibatkan adanya karakteristik pemekaran geografis yang berasal dari suatu kelompok sosial dan menghadapi tantangan dari populasi yang terkena pemekaran.
Atau Pemindahan, Seleksi dan Asimilasi. Dalam kelompok yang tidak bisa bersaing, mereka berkembang ke daerah lain di mana mereka lemah.
Jika sudah berada di area atau wilayah yang lemah, muncul suksesi baru, proses ini sudah memasuki tahap klimaks.
Contoh Konsep Geografi Lokasi Absolut Dan Relatif
Dan proses ini berlanjut, sehingga zona lingkaran konsentris di kota semakin meluas. Proses mengembangkan hasil ini”
” Ini memiliki karakteristik yang seragam untuk setiap zona. Untuk mempermudah penerapan teori sentralitas dapat dilihat dari kota Jakarta.
Mangga 2 Town Square merupakan salah satu kawasan pusat bisnis di Jakarta. Banyak kegiatan ekonomi terjadi di sini hampir setiap hari, mulai dari perkantoran hingga pedagang kaki lima.
Layaknya para pengemis yang tinggal di kolong jembatan, kawasan ini bisa dikatakan sebagai tempat pengungsian para gelandangan. Sudah pasti lingkungan di sana bukanlah tempat yang layak dan sehat untuk ditinggali.
Perhatikan Gambar Berikut Ini! Zona Yang
Para pekerja di kawasan sekitar Menteng di Jakarta Pusat biasanya memilih tempat tinggal yang umum atau pindah dari tempat kerjanya. Hal ini karena disesuaikan dengan pendapatan atau upah yang mereka peroleh dan kemampuan mereka untuk menyewa tempat tinggal.
Berbeda dengan Zona 3, kawasan hunian di sini lebih baik dan biasanya di kawasan pemukiman seperti Kelapa Gading. Hanya kalangan menengah ke atas seperti pengusaha yang menempati komplek perumahan ini.
Biasanya daerah tersebut berada di luar wilayah Jakarta seperti Tangerang dan Dipok. Kedua tempat tersebut memiliki penduduk yang sangat padat dengan jenis pekerjaan dan kualitas tempat tinggal yang berbeda pula (tergantung tingkat pendapatan). Saat masuk pada jam kerja seperti pagi dan sore, kemacetan lalu lintas tidak bisa dihindari.
Demikian interpretasi dari teori sentralitas. Diharapkan informasi di atas dapat menambah pengetahuan tentang tata ruang kota berdasarkan teori sentralitas. Kota-kota besar di dunia, termasuk di Indonesia, tidak serta merta dibangun dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Ada banyak kota yang direncanakan dan dibangun berdasarkan pertimbangan struktural dari pusat pemerintahan, pusat industri, pusat bisnis dll. Dengan demikian, berbagai teori seperti teori sentralisasi, teori sektoral, teori dual core, teori sektoral (tipe Eropa), teori sektoral (tipe Amerika Latin), teori sumbu, teori sejarah dan teori ketinggian bangunan muncul dalam kaitannya dengan perencanaan tata ruang kota.
Sensitifitas Hakim Dalam Menginterpretasikan Alasan Perceraian
Masing-masing teori tersebut tentunya memiliki karakteristik dan perbedaan dalam penataan ruang kota. Maka tidak heran jika ada berbagai jenis tata ruang kota, baik yang bentuknya terpusat membentuk lingkaran atau berdasarkan tata guna lahan kota. Dan yang akan dibahas kali ini adalah penataan ruang kota berdasarkan teori dual core. Penataan ruang kota dalam teori dual core lebih kompleks dan tidak hanya berdasarkan model terpusat dan sektoral.
Teori inti ganda dirintis pada tahun 1945 oleh dua ahli geografi, Harris dan Ullman. Jika karakteristik sebaran penggunaan lahan ditentukan oleh sejumlah faktor unik seperti sejarah kawasan perkotaan, maka perkembangannya dapat dikatakan demikian. Beberapa mandal kota tidak memiliki tatanan yang sistematis seperti dalam teori konsentris dan sektoral. Seperti disebutkan di atas, dalam teori dual core, tata ruang kota memiliki struktur kompleks yang awalnya berpusat pada satu titik atau pusat.
Teori dual core dibandingkan dengan inti baru (nukleus) yang bertindak sebagai kutub pertumbuhan. Nukleus terus berkembang sesuai dengan penggunaan lahan fungsional dan membentuk struktur kota yang mengandung sel-sel pertumbuhan. Di sini intinya berupa universitas, pelabuhan, terminal, kawasan industri dan bandara. Pembentukan inti ini juga didasarkan pada manfaat ekonomi, sehingga dipertimbangkan dalam penggunaan lahan. Pembangunan seperti kawasan industri biasanya tidak jauh dari fasilitas transportasi seperti bandara, terminal atau pelabuhan laut.
Zona ini memiliki pusat kota yang menampung berbagai aktivitas kota. Zona 1 adalah pusat spesialisasi layanan seperti perbankan, teater, dll. beserta fasilitas transportasi.
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik •
Kehadiran layanan transit skala besar sangat dibutuhkan, biasanya dengan banyak cluster di Zona 2 dan terletak di sepanjang rel kereta api atau dekat dengan kawasan pusat bisnis. Zona 2 tidak berada di dekat Zona 1 atau CBD, mereka sangat dekat. Seperti grosir pada umumnya, fungsi ini membutuhkan transportasi yang baik, ruang yang cukup dan kedekatan dengan pasar dan pekerja.
Sejumlah persyaratan khusus harus dipenuhi dalam membangun pemukiman. Terjadi persaingan antara kelompok berpenghasilan tinggi dan kelompok berpenghasilan rendah dalam mendapatkan tempat tinggal yang nyaman. Dari kompetisi ini, kelompok yang berpendapatan tinggi dipastikan mendapatkan posisi yang nyaman, sementara kelompok lain berada pada posisi yang tidak nyaman dengan kondisi lingkungan yang buruk. Zona 3 biasanya dekat kawasan industri seperti pabrik, rel kereta api, dan drainase yang buruk.
Zona 4 tentunya berbeda dengan Zona 3 dan terlihat lebih baik dari segi fisik dan ketersediaan fasilitas yang lengkap. Orang yang tinggal di Zona 4 memiliki pendapatan lebih tinggi daripada mereka yang berada di Zona 4.
Lingkungan dan kondisi pemukiman di zona ini adalah tempat terbaik untuk dimasukkan dalam layanan fasilitas umum. Lingkungan alam juga membantu masyarakat untuk memiliki kehidupan yang aman, damai, sehat dan bahagia. Hanya mereka yang berpenghasilan tinggi yang memiliki rumah dan tanah yang dapat tinggal di Zona 5. Kawasan industri berat dan ringan Zona 5 jauh dari Zona 1 (Central Business District), namun dalam memenuhi segala kebutuhan sehari-hari, New Business District jauh dari Zona 5 dan fungsinya tidak jauh berbeda dengan Central Business. Daerah
Cara Menghitung Skala Peta, Lengkap Dengan Contoh Soal
Zona 6 adalah area skala besar untuk industri atau pabrik. Berada di zona ini menimbulkan banyak masalah pencemaran lingkungan seperti pencemaran udara, pencemaran suara, kemacetan lalu lintas dan pencemaran tanah, pencemaran air dll. Dapat dikatakan bahwa tinggal di sekitar zona 6 bukanlah suatu pilihan